Hubungan Guntur dan Maya semakin berkembang dari pertemanan menjadi sesuatu yang lebih mendalam. Maya, dengan kesederhanaannya, tidak hanya memberikan dukungan emosional tetapi juga perspektif baru yang membuat Guntur semakin bijak dalam mengambil keputusan.
Saling Menguatkan
Suatu sore di sebuah kafe sederhana, Guntur mengungkapkan rasa takut yang masih menghantuinya. “Aku kadang masih merasa cemas, Maya. Bagaimana kalau semua ini gagal lagi? Bagaimana kalau aku mengecewakan mereka yang percaya padaku?”
Maya tersenyum lembut. “Guntur, yang penting bukan soal gagal atau sukses, tapi soal bagaimana kamu terus mencoba. Bahkan jika kamu jatuh lagi, aku yakin kamu akan bangkit, karena itu sudah jadi bagian dari dirimu.”
Kata-kata Maya terasa seperti oase bagi Guntur yang sering dilanda keraguan. Ia menyadari bahwa dukungan Maya adalah sesuatu yang sangat berharga.
Saling Mengenal Lebih Dalam
Di lain waktu, Maya mengajak Guntur mengunjungi sekolah tempat ia bekerja sebagai guru. Di sana, Guntur melihat bagaimana Maya berinteraksi dengan para siswa, mengajarkan mereka tentang teknologi sederhana, dan memberi mereka inspirasi untuk bermimpi besar.
“Kamu benar-benar punya bakat membuat orang percaya diri,” ujar Guntur ketika mereka berjalan pulang.
“Dan kamu punya bakat membangun sesuatu yang mengubah hidup orang,” jawab Maya. “Bayangkan jika kita bisa bekerja bersama, membangun generasi muda yang tidak hanya bermimpi, tapi juga punya alat untuk mewujudkan mimpinya.”
Percakapan ini membuat Guntur berpikir tentang bagaimana teknologi yang ia kembangkan bisa digunakan untuk mendukung pendidikan, sebuah gagasan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehnya.
Membuka Luka Lama
Namun, perjalanan hubungan mereka tidak selalu mulus. Suatu malam, Guntur merasa perlu jujur tentang masa lalunya, terutama tentang Cantika dan trauma yang ditinggalkan.
“Maya, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan,” ujar Guntur dengan nada serius.
Ia menceritakan semuanya—pengkhianatan Cantika, kehilangan uang, karier yang hancur, dan betapa ia merasa tidak berharga selama beberapa waktu.
Maya mendengarkan dengan penuh perhatian. Setelah Guntur selesai, ia berkata, “Aku tidak akan berpura-pura mengerti sepenuhnya apa yang kamu rasakan, tapi aku tahu satu hal: kamu bukan orang yang sama seperti dulu. Kamu telah tumbuh, Guntur, dan aku melihat itu setiap kali kamu berbicara tentang apa yang ingin kamu capai.”
Momen ini membuat hubungan mereka semakin erat. Guntur merasa bahwa untuk pertama kalinya, ia bisa menerima masa lalunya tanpa merasa terpenjara oleh luka-lukanya.
Kolaborasi untuk Masa Depan
Maya mulai terlibat secara langsung dalam proyek Sembada, meskipun perannya lebih ke arah memberikan saran untuk menambahkan fitur edukasi. Ia mengusulkan agar aplikasi ini tidak hanya membantu petani, tetapi juga memberikan informasi kepada anak-anak petani tentang teknologi pertanian.
“Kita bisa tambahkan bagian yang mengajarkan dasar-dasar pertanian modern dengan cara yang sederhana,” usul Maya. “Jadi, anak-anak mereka juga bisa belajar dan membantu orang tua mereka.”
Guntur terkesan dengan ide ini dan langsung mengajak timnya untuk mendiskusikannya. Dalam beberapa minggu, mereka berhasil mengembangkan modul pendidikan sederhana di dalam aplikasi.
Momen Istimewa
Suatu malam setelah sesi kerja yang panjang, Guntur dan Maya duduk di tepi pantai, menikmati angin malam.
“Terima kasih, Maya,” kata Guntur tiba-tiba.
“Untuk apa?”
“Untuk semuanya. Untuk membuatku merasa bahwa aku bisa mencoba lagi. Untuk mengingatkanku bahwa ada hal-hal yang lebih penting daripada sekadar sukses di mata dunia.”
Maya tersenyum, menatap laut yang tenang. “Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar. Tapi aku senang bisa jadi bagian dari perjalananmu, Guntur.”
Dalam momen itu, tanpa kata-kata lebih lanjut, Guntur merasa bahwa Maya bukan hanya seseorang yang hadir di hidupnya. Ia adalah orang yang membantu Guntur menemukan versi terbaik dari dirinya sendiri.
Langkah Menuju Masa Depan
Kehadiran Maya memberikan keseimbangan dalam hidup Guntur. Ia tidak lagi merasa hidup hanya soal membangun karier atau membuktikan diri. Bersama Maya, ia mulai merencanakan masa depan yang lebih bermakna—tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang ia layani melalui teknologi yang ia kembangkan.